Sabtu, 20 Agustus 2016

Memahami Penyakit & Tubuh.



Penyakit.

Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh dan atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau menimbulkan kesukaran bagi penderitanya.
Dengan definisi ini, maka seharusnya pengobatan (atau tepatnya penyembuhan) adalah upaya untuk mengembalikan tubuh dan pikiran agar bisa berfungsi secara normal.
Namun pengertian obat bisa bermacam-macam. Bahkan banyak yang tidak secara substansial menyembuhkan, tapi hanya mengatasi akibatnya saja, yaitu mengatasi ketidaknyamanan (symptom) saja.
Bahkan ada yang mengartikan obat sebagai “racun yang dikendalikan dosisnya” untuk mengatasi ketidak normalan, atau ketidaknyamanan tertentu.
Menelaah ini saja sudah menimbulkan keribetan tersendiri.
Misalnya saja, “pusing” atau “rasa nyeri” itu adalah akibat adanya penyakit, bukan penyakitnya itu sendiri. Dengan memberikan analgetik, pusing atau rasa nyeri hilang, tapi penyakitnya tidak tersentuh.
Tapi memang, manusia lebih berkepentingan dengan mengatasi ketidaknyamanan, sehingga setiap proses yang segera menghilangkan ketidaknyamanan disebut sebagai “pengobatan yang mujarab”. Pengobatan atau proses penyembuhan yang benar, tapi melewati fasa peningkatan ketidaknyamanan nyaris selalu ditolak, walaupun seringkali tak terhindarkan, seperti proses operasi misalnya.
Makanya ada yang menyimpulkan, sebagian besar orang tidak ingin sembuh, tapi ingin selalu nyaman/enak. Barangkali inikah kodrat manusia, menginginkan hal yang enak, bukan yang baik ?
Ada yang “protes” : “Kalau ketidaknyamanan akibat keharusan menjaga kesehatan itu malah lebih berat daripada ketidaknyamanan akibat sakit, lalu buat apa ada obat dan dokter...?”
Padahal, menjaga kesehatan habis-habisanpun belum tentu tetap sehat...!
Sama dengan menggaji seratus penjaga bersenjata lengkap agar rumah kita aman dari pencuri. Maka bisa dikatakan bahwa “pencuri” harta kita adalah para penjaga itu sendiri !
Masa sih untuk sehat seribet itu.....?

 

Tubuh manusia.

Hal terpenting yang harus kita pahami tentang tubuh manusia :

  1.  Tubuh manusia terdiri atas 80% air. Beberapa organ mengandung 90 – 95% air seperti otak dan darah. Setiap hari antara 1 – 2 liter air keluar dari tubuh kita melalui penguapan/keringat, air seni dan tinja.
  2.  Tubuh orang dewasa terdiri atas sekitar 75 trilyun sel. Setiap hari sekitar setengah trilyun sel rusak/mati, sehingga memerlukan perbaikan/penggantian.
  3. Apapun yang menjadi tubuh kita sekarang, adalah apa yang masuk ke dalam tubuh (makanan, minuman, udara) dikurangi yang keluar (keringat, air seni, tinja, kulit yang mengelupas, gas sisa metabolisme melalui pernafasan).
  4. Ada beberapa trilyun bakteri baik yang ikut dalam proses metabolisme, disamping milyaran bakteri buruk dan virus yang tersembunyi siap menunggu kelengahan untuk muncul sebagai penyakit.
  5.  Tubuh manusia adalah dokter dan pabrik farmasi, pabrik ‘bahan bangunan’, pabrik enzym, pabrik hormon, fasilitas pergudangan, fasilitas pengolah limbah, penetral racun dsb yang super canggih. Tapi semuanya memerlukan asupan untuk menjaga kelangsungan kerja pabrik dan bahan baku yang sesuai untuk menghasilkan produknya.

Jadi, kalau kita rasional, agar tubuh kita berfungsi normal, yang paling diperlukan adalah asupan (makanan, minuman dan udara untuk bernafas) yang bisa mengantisipasi kebutuhan pembentukan tubuh berikut semua proses dan hasil kerjanya.
Sampai batas tertentu, fleksibilitas dan kemampuan antisipasi tubuh menghadapi berbagai situasi memang bisa ditoleransi. Tapi bila misalnya kita tidak memperoleh air/cairan selama seminggu saja, semua organ akan rusak. Atau bila dalam seminggu kita hanya minum air murni saja, maka perbaikan untuk sekitar 3 - 4 trilyun sel akan terabaikan, dan pada saat tubuh tidak memiliki cukup persediaan, maka kerusakan organ juga pasti terjadi.
Jadi saya berpendapat bahwa menjaga kelangsungan asupan/intake yang benar jauh lebih penting daripada pengobatan. Bahkan proses pengobatan yang mengabaikan asupan, apalagi dalam waktu panjang, adalah proses pengobatan yang patut ditenggarai kelaikannya.

 

Orang sakit mudah tertipu.

Ada pameo yang mengatakan bahwa orang sehat punya seribu keinginan, sedangkan orang sakit cuma punya satu keinginan, yaitu SEMBUH.
Tapi tepatnya barangkali orang sakit punya SERIBU SATU keinginan, yaitu sembuh plus SERIBU keinginan setelah sembuh.
Kuatnya keinginan untuk sembuh ini, mengakibatkan munculnya harapan yang tidak rasional terhadap setiap tawaran kesembuhan. Harapan yang tidak rasional inilah yang menyebabkan orang mudah ditipu. Berbagai “obat” dan metoda yang tidak masuk akal laku dijual, karena logika tertutup oleh besarnya keinginan untuk sembuh.
Tuhan menyediakan isi alam ini untuk digunakan sebaik-baiknya oleh manusia. Hanya minum air bening selama tujuh hari, tanpa gizi dan nutrisi lainnya, tidak akan mampu untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk memperbaiki dan mengganti kerusakan dan kehilangan tiga trilyun sel tubuh dalam seminggu.
Tuhan memang Maha Kuasa, tapi juga tidak akan membiarkan manusia menyia-nyiakan akal dan karuniaNya dengan HANYA MEMINTA tanpa berbuat yang sebaik-baiknya.
Karena sakit adalah keadaan abnormal, maka penanganannya juga merupakan penanggulangan darurat, artinya hanya bersifat sementara sampai penyakit hilang/sembuh. Ingat, tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya.
Sedangkan keadaan normal, adalah berfungsinya semua organ sesuai dengan tujuan penciptaannya. Untuk menjaganya diperlukan tindakan rutin yang juga normal, intinya makanan/minuman, udara dan olah jiwa-raga.
Hippocrates mengatakan : Jadikan makanan sebagai obatmu dan obat sebagai makananmu. Saya menjabarkan ini secara sederhana: Makanan harus menyehatkan, dan obat harus enak.
Sedangkan pepatah Latin menyebutkan : Mens sana in corpora sane (dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat).  Saya menjabarkan tubuh yang sehat sebagai prasyarat, sedang jiwa yang sehat sebagai hasil (setelah dikombinasi dengan ‘makanan’ jiwa lainnya). Orang yang tubuhnya tidak sehat akan sangat sulit untuk bisa diisi hal kejiwaannya dengan nutrisi jiwa yang sehat.

 

Eksplorasi obat.

Sebagai seorang “intelektual” dengan pola pikir “modern”, tentunya kalau kita menderita suatu penyakit, maka langsung dicari obatnya. Rujukan utama adalah ilmu kedokteran.
Itu pulalah yang saya lakukan sesuai “arahan” para ahli kesehatan. Rasa sakit atau pusing, dilawan dengan analgesik. Infeksi dilawan dengan antibiotik atau antiseptik. Panas dilawan dengan antipiretik. Racun dilawan dengan serum/antitoksin. Batuk dilawan dengan antitusif & expectorant. Kelebihan asam dilawan dengan antacid. Alergi dilawan dengan antihistamin dst.
Padahal itu bukanlah pengobatan, tapi hanya meredam gejala saja. Hanya sebagian kecil yang diketahui awam yang memang benar-benar pengobatan. Artinya yang mengembalikan tubuh pada kondisi normalnya.
Akibat dari “falsafah kedokteran modern” ini, pernah dalam satu saat saya harus minum antara 12 sampai 20 butir tablet/kapsul. Demikian ahlinya minum obat ini, sehingga 20 tablet obat ini bisa diminum hanya dengan satu tegukan saja.
Sialnya lagi, praktis semua obat mempunyai efek samping, karena sebagian besar obat modern ini adalah RACUN YANG DIKENDALIKAN DOSISNYA.
Tapi berbagai racun itu menyebabkan hati bekerja ekstra keras, lalu rusak. Ginjal juga begitu. Jadilah hati rusak, ginjal rusak, maka penyakit lainpun berdatangan.
Sesudah obat-obatan tidak memuaskan, lalu mencari suplemen yang diiklankan begitu gencar, termasuk oleh perusahaan MLM. Kemudian setelah muncul jargon “back to nature” dan “kearifan lokal”, berbagai herbal dan metoda pengobatan juga dicoba. Obat alami menjadi trend, dan obat kimia mulai dimusuhi.
Padahal, apa sih yang bukan berasal dari alam, dan dalam pengertian ilmiah, apa sih yang bukan senyawa kimia/biokimia ?
Predikat “alami” ataupun herbal ternyata cuma bahasa iklan saja. Juga pengkonotasian “kimia” sebagai “jahat” hanyalah teknik persaingan usaha.
Sampai saat ini, sebagian besar orang bila mendengar kata “bakteri” langsung berkonotasi dengan “penyakit”. Padahal tanpa kehadiran bakteri, baik di alam maupun dalam tubuh manusia, kehidupan tidak dapat berjalan.

 

Psikosomatis.

Seorang sahabat yang dokter, pernah mengatakan bahwa sebagian besar penyakit itu adalah psikosomatis, dan karenanya tidak perlu obat. Artinya cukup gejalanya saja dihilangkan dan penyakit akan sembuh seiring dengan hilangnya gejala. Awalnya saya tidak setuju.
Penyakit akibat virus tidak ada obatnya. Kalau orang terkena flu misalnya, maka gejalanya yang diredam. Tubuh diberi kesempatan untuk istirahat dan membuat antibodi. Antibodi inilah yang akan membunuh virus penyakit. Sampai disini saya mulai setengah setuju.
Tapi apakah untuk membuat antibodi itu tubuh tidak memerlukan bahan? Ini artinya makanan yang cukup bergizi sehingga mampu membuat obat anti virus yang tepat.
Ternyata sementara orang punya keyakinan dan “bukti” bahwa flu bisa disembuhkan dengan makan sop kaldu ayam. Bahkan ada saripati ayam yang kemudian dijual sebagai obat.
Sekarang penjelasan mulai lengkap. Dengan menekan gejala flu, antara lain mual, maka penderita bisa makan tanpa muntah. Bila diberi makanan dengan gizi yang baik, maka ada bahan baku untuk membuat antibodi. Antibodi inilah yang membasmi virus, sehingga orang menjadi sehat kembali.
Saya kembali menjadi tidak setuju dengan istilah psikosomatis, tapi pemberian “obat” untuk mencegah ketidaknyamanan disertai pemberian makan yang bergizi serta istirahat yang memungkinkan tubuh menganalisis penyakit dan menjalankan pabrik obatnya, itulah yang menyembuhkan.
Saya rasa “pengobatan holistik” lebih tepat daripada istilah “mengatasi” psikosomatis. Tapi mungkin “bagian” dokter itu hanya menghilangkan ketidak nyamanan, dan “ketidak-nyamanan” adalah masalah psikologi.

Berbagai kasus......




Kasus pribadi.

  

Kadang menceriterakan penyakit sendiri terasa malu. Tapi bila kisah ini bermanfaat untuk orang lain, siapa tahu bisa lebih mencerahkan kehidupan. Paling singkat, tentunya gambar ini cukup memberikan alasan, mengapa saya begitu “terpesona” oleh manfaat Kefir untuk kesehatan.
Berfoto dengan murid dan mantan murid setelah 30 tahun.

Ambeien/wasir.

Akibat cara “ngeden” yang salah pada saat BAB dan konsumsi antibiotika yang membunuh semua mikroflora usus, maka tinja menjadi keras dan BAB tidak lancar, kemudian jadilah ambeien, sampai ada bagian otot yang keluar saat BAB, dan bila selesai BAB harus ditekan masuk kembali. Mestinya dioperasi, tapi enggan karena malu. Kemana-mana selalu bawa obat wasir dan menggunakan ‘anusol’. Setelah BAB lancar karena minum Kefir, mungkin  setelah tiga-empat tahun, bagian yang selalu keluar ini lepas dengan sendirinya dan semuanya sekarang lancar-lancar saja.





Saya bersama Pak Iwa yang sepuluh tahun lebih muda, ketika mengunjungi rumah Kefir.

 

Batu ginjal.

Dimulai dengan pinggang yang selalu pegal. Setelah sekitar 4 – 5 tahun minum Kefir, suatu hari air seni berdarah, dan ada batu kecil keluar. Ternyata masih ada beberapa serpihan lagi. Selama beberapa bulan berikutnya, minum Kefir diintensifkan dan juga minum ‘Batugin Elixir’. Dalam 3 – 4 bulan kemudian keluar lagi beberapa batu kecil melalui air seni, dan setelahnya tidak ada masalah lagi.

 

Gout/kelebihan asam urat.

Akibat makan yang tidak dijaga, kasus bengkak sendi kaki ini sering terjadi, sampai pernah terkurung di lantai 2 tempat kontrakan di Jakarta karena tidak bisa pulang dan tidak kuat turun tangga. Bila asam urat di atas 8 (mg/dl), bengkak muncul, dan sakitnya sangat ‘mantap’, sampai panas dingin. Sebelum minum Kefir, penyakit ini datang tiba-tiba dan dengan minum obat dokter, baru reda setelah 4 - 7 hari. Itupun dibantu diet yang super ketat.
Setelah minum Kefir, pada angka 12 bengkak tidak terjadi, dan mulai terasa gejala gatal/agak sakit bila melewati 13. Bila ini terjadi, tambah porsi minum Kefir, yang biasanya sehari segelas menjadi dua sampai 3 gelas. Kadang dibantu satu tablet allopurinol 100 mg, setiap minum Kefir, dan dalam 2 hari saja rasa tidak nyaman pada sendi sudah hilang, tanpa sempat bengkak.
Jadi untuk gout ini, sebelum minum Kefir, bengkak datang sangat cepat, tapi lenyapnya lambat. Setelah minum Kefir, datangnya lambat, dimulai semacam “peringatan dini” tapi lenyapnya cepat. Saat ini angka asam urat saya sekitar 11, dan ini masih belum mengganggu. Tapi kalau tanya ke dokter, tentu saja dianggap sangat tinggi. Bahkan seorang keponakan saya yang juga rajin minum Kefir, asam uratnya 15, dan tidak ada keluhan.
Perlu dicatat bahwa asam urat ini adalah anti oksidan (juga anti kanker) yang sangat kuat. Ini memberi tambahan pada daya tahan tubuh untuk tidak mudah terkena infeksi. Jadi, dengan Kefir, manfaat asam urat menjadi maksimal, sementara gangguan akibat terjadinya kristal asam urat yang menyebabkan bengkak tidak terjadi.

 

Bisa mandi air dingin.

Memang memalukan. Sejak kecil, sampai usia menjelang 50 tahun, tiap hari selalu mandi dengan air hangat. Bila mandi dengan air dingin, langsung selesma.
Satu hari, ketika harus pergi ke Jakarta dengan kereta api subuh, ternyata pemanas air di kamar mandi rusak, padahal waktu sudah mepet. Tapi badan rasanya tidak nyaman bila tidak mandi (Sunda : keunang). Terpaksalah mandi air dingin, dan tergesa-gesa ke setasiun. Heran, ternyata badan terasa segar sampai sorenya pulang lagi, dan kembali mandi air dingin.
Sejak saat itu, sudah lima belas tahun, pemanas air di kamar mandi tidak dibetulkan. Kalaupun suatu ketika perlu mandi dengan air hangat, ya rebus air saja. Inipun hanya terjadi dua atau tiga kali saja selama 15 tahun itu. Sekarang, mandi jam 10 malampun dengan air dingin, tidak masalah. Tapi kalau menginap di hotel, kemanjaan yang dominan, lalu berendam lagi dengan air hangat.

 

Maag.

Penyakit ini ringan, tapi bisa sangat menjengkelkan. Pertengahan tahun 1980-an pernah beberapa kali berhenti di jalan dengan rasa sakit seperti ingin buang air besar, tapi tidak ada yang keluar. Pernah seharian terpaksa tidur atau duduk merongkol karena tidak kuat tegak akibat maag. Berbagai obat pernah dicoba, termasuk bawang merah, coca-cola dan antacid yang cuma menyisakan batu ginjal. Tentu saja itu kisah lama, yang setelah setahun saja mengonsumsi Kefir, tidak pernah terjadi lagi.

 

Hiperkolesterol.

Kolesterol pernah di atas 400, dan trigliserida di atas 1000 !!. Sampai secara bergurau saya mengatakan : “Terlalu banyak air dalam saluran lemak saya...”
Mantan murid saya yang bekerja di Laboratorium Prodia sampai berucap “Amit-amit..”.
Punggung dan leher pernah terasa begitu kaku, lalu dipijat oleh seorang tukang pijat/sinshe(?) di seputaran Jl. Gunung Batu, Bandung, dengan diinjak-injak sampai lecet-lecet  dan meriang.
Sekarang, kolesterol berada pada kisaran 200 saja, dan dengan sedikit olahraga, langsung berada pada kisaran 160 – 180.

 

Makan seperti anak SD kelas 2.

Atas rekomendasi teman, satu hari saya makan sop buntut di warung Jl, Sukabumi, enak dan murah. Saya minta nasi setengah porsi saja, tapi itupun saya lihat masih terlalu banyak dan minta dikurangi lagi. Pelayan warung sampai berkata : “Anak saya yang kelas 2 SD saja tidak akan kenyang...”. Ternyata sopnya juga cuma habis setengahya.
Tapi berat badan sulit turun. Selama lebih 10 tahun ini stabil pada kisaran 80 – 82 kg, padahal cita-citanya 73 kg (tinggi 170 cm).

 

Lebih bugar bila olahraga.

Tentu saja, olahraga adalah hal yang tidak tergantikan. Bila sibuk, dan ini bisa cukup lama, “olahraga”nya hanya membungkuk 17 kali sehari dan menyentuhkan dahi ke lantai 34 kali sehari. Inipun sudah terasa sekali memberikan kesegaran pada tubuh.
Masih bekerja 4 – 8 jam di depan komputer. Alhamdulillah masih terasa nyaman, tapi tentu saja rindu untuk setidaknya “ngagoes” lagi.

 

Hepatitis.

Sebenarnya isteri saya yang terkena Hepatitis B. Saat itu belum kenal Kefir, dan tentu saja saya juga terkena. Namun kebetulan kondisi saya masih kuat, sehingga walaupun sempat hasil laboratorium menunjukkan positif Hepatitis, dan urin juga berwarna coklat (dari bilirubin), namun bisa sembuh dengan cara meningkatkan kualitas makanan secara maksimal. Setelah rutin minum Kefir, gejala Hepatitis sekecil apapun tidak pernah mampir lagi.

 

Migren.

Dulu, sedikit saja kena hujan (justru kalau hujannya sedikit/kena gerimis) kepala langsung berdenyut-denyut. Juga kalau terlambat makan. Mulanya masih menggunakan analgesik, terutama aspirin.
Sekarang kalau kehujanan tidak apa-apa. Tapi kalau terlambat makan, kadang-kadang masih suka agak pusing juga.
Tapi tidak perlu minum obat. Minum saja segelas Kefir, ngantuk, tidur dan segar kembali....
Itu pengalaman pribadi di awal konsumsi Kefir. Masih ada kisah lain sesudah lama mengonsumsi Kefir, untuk ceritera pada bab berikutnya.

 

Kasus Herpes.

Sekitar bulan Juni 2004, saya bertemu dengan pasangan suami isteri yang sedang kebingungan. Isterinya hamil 7 bulan dan menderita Herpes Zooster. Saat itu mereka baru keluar dari praktek dokter di sekitar Cimareme Bandung, memegang selembar resep untuk 30 tablet obat Herpes (obat anti virus?) seharga kurang lebih Rp 750.000,- Itupun di apotik belum tersedia dan harus pesan, bayar dulu besoknya obat baru bisa diambil.
Kebetulan beberapa hari sebelumnya dari internet saya membaca tentang pengobatan herpes dengan Kefir, termasuk resep untuk obat luar (dioleskan) dan untuk diminum. Mendengar obrolannya, saya memberanikan diri mendekat dan saya ceriterakan tentang Kefir. Pada saat ngobrol itu, kebetulan seorang teman datang, dan ternyata mereka kerabat (tetangga) dari teman saya itu, sehingga mendorong untuk menerima tawaran saya. Malam itu juga saya bawakan Kefir ke rumahnya, berikut penjelasan mengenai penggunaannya.
Dalam tiga hari, luka bernanahnya kering, dan dalam waktu seminggu sudah bersih. Minum Kefir diteruskan sampai 2 minggu berikutnya.
Peristiwa ini sempat membuat saya beberapa malam tidak bisa tidur, maklumlah bukti nyata belum ada.
Alhamdulillah, tidak pernah kambuh, dan putrinya lahir sehat. Padahal umumnya kalau sudah terkena herpes seperti itu, konon bertahun-tahun setelahnya asal kena dingin saja, suka muncul rasa ngilu, dan bila kondisi badan buruk, bisa kambuh.

 

Kasus Pencernaan

 

Maag.

Seorang dokter gigi teman sejawat isteri saya, setelah mendengar tentang khasiat Kefir untuk mengatasi masalah pencernaan, sekitar 2005, datang ke Rumah Kefir. Beliau ini sudah empat kali harus diopname akibat maag ini. Tentu saja sebagai seorang ahli kesehatan, tidak sembarang mau menggunakan “obat” yang tidak jelas, apalagi selalu saya tekankan bahwa Kefir bukan obat, walaupun khasiatnya seringkali melebihi obat.
Untungnya, sekarang hampir segala jenis keilmuan teoritis mudah ditemukan di berbagai situs di internet. Dari situlah bahan saya untuk menjelaskan. (Ini akan diuraikan secara mendalam pada Jilid 2). Dokter Gigi ini kemudian pulang dengan membawa beberapa botol Kefir.
Hanya berselang seminggu, sudah memesan lagi, dan menyatakan gembira bahwa pencernaannya sudah baik. Sampai sekitar setahun, beliau turut mempromosikan Kefir untuk para sahabat, kerabat dan pasiennya.
Dalam seminggu, pernah sampai membeli satu box (20 liter) Kefir. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, saya tidak mendengar beritanya lagi. Biasanya karena sudah membuat sendiri, atau terkena syndrome “Kefir itu obat”, sehingga setelah sembuh lalu berhenti.

 

Sembelit.

 Pak Hertono bersama dengan peserta Sarasehan Kefir, Pebruari 2013.

 

Ini dialami oleh seorang Apoteker Senior, pensiunan BPOM Provinsi Jawa Barat yang sering mengalami masalah sembelit (konsti-pasi). Bila terjadi, sampai-sampai harus diopname di rumah-sakit barang sehari. Penanganannya sampai memasukkan cairan ke (maaf) lubang anusnya. Menderita, dan tentu saja mahal.
Berdasarkan informasi dari internet, beliau membeli dan mengonsumsi Kefir. Hanya dalam 3 hari, semuanya lancar. Sejak itu, sudah lebih dari 3 tahun, tidak pernah lagi mengalami sembelit, bahkan beliau menyatakan bahwa staminanya, baik siang maupun “malam” meningkat signifikan.
Sekarang pak Hertono ini menjadi salah satu andalan bagi pengembangan Kefir melalui KKI dan AKSI, sebagai Ketua Bidang Pengembangan dan Pelatihan.

 

Kasus Diabetes 1

Pertama kali menangani penderita diabetes adalah pada seorang sahabat, teman kuliah satu angkatan di bawah saya. Beliau juga dosen di satu Universitas Swasta di Bandung. Ketika terbetik berita bahwa teman ini sudah beberapa bulan tidak mengajar karena menderita diabetes, saya lalu datang ke rumahnya untuk menengok.
Setelah mengetuk pintu, dia sendiri yang membukakan pintu. Sambil “melihat” kepada saya, dia berkata : ”Ini siapa ya? Mau ketemu siapa?”.
Kaget saya menjawab “Waduh, masa kamu lupa sama saya...?”.
Mendengar suara saya, dia langsung berkata “Oh.. Andang, ayo masuk...”.
Memang diabetes bisa merambat kemana-mana. Untuk teman ini yang kena duluan adalah matanya. Saya bawakan Kefir, untuk diminum tiga kali sehari, dan saya jaga agar pasokannya tidak terhenti.
Tiga bulan kemudian, bulan Juli 2004, dia datang mengendarai mobil sendiri ke Rumah Kefir. Kemudian menulis testimoni di Harian Pikiran Rakyat pada sekitar Nopember 2004.

 

Kasus Diabetes 2

 


Ini testimoni Bapak Hajar Pahlawi, Pangkalpinang.
Tahun 1997 saya divonis dokter sakit diabetes dan kadar gula darah pernah mencapai angka 660. Dan pada bulan Mei 2004 saya harus menjalani operasi penyedotan nanah dan darah akibat dari penyakit diabetes ini. Berat badan anjlok drastis dari 70 kg turun menjadi 50 kg. Pasca operasi, saya diharuskan dokter untuk selalu menyuntikkan insulin sehari 3x, karena kata dokter fungsi pankreas saya tinggal 5%.
Bila saya tidak menyuntikkan insulin, maka badan terasa lemas, gemetar dan banyak makan (terasa lapar terus). Kadar gula darah sedikit turun menjadi 480.
Hal ini sedikit banyak mengganggu aktifitas saya sebagai seorang guru matematika di salah satu SMP Negeri di Pangkal Pinang.
Belum lagi biaya untuk membeli obat insulin cukup memberatkan yaitu hingga mencapai Rp 2.000.000/ bulan. Hal ini saya alami selama kurang lebih  6 tahun (non stop menyuntik insulin).
Hingga pada bulan Juni 2010 saya mengetahui info tentang Kefir dan segera memulai konsumsi secara rutin 2x sehari. 3 bulan setelah mengonsumsi kefir, saya masih menyuntik insulin hanya dosisnya sudah mulai berkurang. Setelah berkonsultasi dengan pembuat/ penjual kefir di Bandung, maka pada bulan Juli 2011 saya memberanikan diri untuk menghentikan suntik insulin dan hanya rutin mengonsumsi kefir saja 2x sehari (tanpa obat lain). Dan alhamdulillah, ternyata saya bisa terlepas dari ketergantungan insulin berkat rajin minum Kefir.
Pak Hajar Pahlawi ketika berkunjung ke Rumah Kefir setelah terbebas dari suntikan insulin.
Secara medis, dokter menyatakan bahwa saya akan selalu tergantung dengan insulin seumur hidup. Namun kenyataan berbicara lain, saya terbebas dari insulin dan kondisi saya saat ini lebih segar & sehat.
Buat para penderita diabetes, tak perlu berkecil hati dengan vonis dokter yang mengatakan bahwa diabetes tidak dapat disembuhkan. Saya sangat menyarankan untuk mencoba produk Kefir, karena saya sendiri sudah membuktikan dan merasakan manfaat kefir yang luar biasa. Kesaksian ini saya sampaikan dengan sebenar-benarnya dan agar berguna bagi sesama. 
Catatan : Pak Hajar ini membuat Kefir sendiri, berupa Kefir Optima dengan menggunakan bibit praktis/Kefir Prima sekali pakai. Susunya diperoleh dari peternakan sapi perah di Pangkal Pinang.

 

Keracunan Steroid.

Ini peristiwa tahun 2003. Saya punya seorang bibi (usia 70 tahun) yang menderita keracunan steroid yang dari obat rematik. Badannya bengkak karena air yang tidak tertumpuk di badan, beratnya bertambah dari sekitar 80 kg menjadi sekitar 100 kg. Kulitnya rapuh, kalau digaruk langsung terkelupas. Makanpun harus sangat berhati-hati. Keliru menu sedikit saja langsung diare. Saya coba kirimkan Kefir beberapa kali, tapi beliau tidak mau meminumnya, karena rasanya yang asam. Dokter melarang minum yang asam.
Kebetulan menantunya adalah seorang apoteker, yang dari literatur mengetahui bahwa Kefir baik untuk kesehatan. Kefir yang saya kirimkan diminum olehnya. Terasa bahwa kesehatannya membaik, termasuk gejala rematik yang dirasakannya juga hilang. Akhirnya dengan sabar membujuk agar mertuanya ini minum Kefir juga, dan berhasil. Menantunya ini yang kemudian selalu pesan Kefir.
Dalam tiga bulan, berat badannya kembali ke “normal”, turun sekitar 20 kg. Beberapa waktu kemudian, ketika saya berkunjung, bibi ini tengah makan karedok dan goreng jambal roti. Makanan kesukaan yang sama sekali tidak bisa dimakan saat masih keracunan. Balas dendam rupanya.
Sampai saat ini masih rutin mengonsumsi Kefir...

 

Kasus Batu Ginjal

Ini posting dari seorang warga Komunitas Kefir Indonesia di Facebook.
 
Bulan berikutnya bu Elia ini memposting lagi kasusnya.


 

 

 

 

Kasus Chikungunya.

Dede Qikan pada acara Sarasehan Kefir Indonesia 1, 23 Feb. 2013 di Cafe d'Preneur tengah menceriterakan bagaimana ibunya yang lebih 2 minggu menderita Chikungunya dan dokter sudah menyerah karena obat maupun makanan tidak ada yang bisa masuk. Kondisinya sangat memprihatinkan sehingga banyak pelayat yang bersalamanpun sudah takut
Karena takut untuk dibawa ke Rumah Sakit akhirnya "dipaksa" untuk minum Kefir, walaupun pada awalnya sering dimuntahkan kembali.
 Alhamdulillah, dalam 4 hari kondisinya sudah sangat membaik, bisa makan normal. Dalam seminggu, sebagai Ketua Pengajian ibu-ibu setempat, beliau sudah bisa ikut pengajian lagi. Jamaah sungguh merasa kaget atas kehadirannya yang begitu cepat.
Sang ibu yang tadinya anti minum susu dan Kefir, padahal Dede Qikan ini sudah 5 tahun bekerja di Rumah Kefir dan berkali-kali membujuk supaya mau minum Kefir, selalu ditolak, sekarang menjadi rajin minum Kefir, dan kondisinya jauh lebih baik dari sebelum sakit.

Kasus Hepatitis.

Adik seorang pelanggan Kefir menderita Hepatitis, dan berobat ke dokter yang dikenal sebagai “ahli hepatitis”. Seminggu sekitar Rp 1,- juta yang dikeluarkan untuk biaya lab, obat dan dokter. Setelah berjalan 3 bulan, bertanya kepada dokternya, kapan bisa sembuh? Dokter menjelaskan bahwa masih diperlukan antara 6 bulan sampai se tahun sampai pulih.
Kenangan dengan pak Agus (berbatik menghadap kamera), tuan rumah Deklarasi KKI/AKSI 14 September 2011
Pelanggan ini kemudian memberikan Kefir kepada adiknya itu, dan dikonsumsi sehari dua sampai tiga kali. Dalam 2 bulan, pemeriksaan lab menunjukkan kondisinya sudah normal. Sayangnya, setelah sembuh, berhenti minum Kefir, walaupun sekarang sudah berjalan lebih dari 4 tahun dan tidak kambuh.
Pak Agus mengisahkan ini pada acara Deklarasi AKSI/KKI pada 14 September 2011 di Rumah Makan Setuju Utama yang dikelolanya.

Kasus Fistel Ferianal

Testimoni ini dipetik dari komen seorang anggota KKI di Facebook.

 

Rematik & gangguan jantung.

Ayah seorang sahabat telah berulang kali dirawat di RS Rajawali Bandung tahun 2002 usia sekitar 75 tahun). Menurut dokter D, terjadi gangguan jantung disamping rematik.  Pada saat bangun tidur, perlu setengah jam untuk bisa bangkit. Untuk bisa bertopang kaki, harus dibantu tangan memindahkan kaki agar bisa bertopang pada kaki satunya. Denyut jantung meningkat sampai di atas 150 kali semenit, seperti orang yang sedang lari marathon. Uniknya, tidak merasakan gejala apa-apa selain tidak bisa tidur saja. Menurut dokter, ini lebih berbahaya, karena sistem “peringatan dini” berupa rasa sakit tidak bekerja.
Setelah kondisinya dianggap stabil, diizinkan pulang dari rumah sakit. Sebelum pulang, beliau bertanya, boleh tidak kalau bepergian. “Kemana?” tanya dokternya.
“Ya misalnya ke Cimahi, ada besan disana..” (Rumahnya seputaran Jl. Pajajaran Bandung). “Kalau ke Cianjur?”  (disana juga ada kerabat beliau). Dengan ketus dokter D ini menjawab : “Ya.., kalau tidak mau pulang lagi boleh saja....”.
Sepulangnya dari rumah sakit, beliau atas anjuran putranya yang sudah menjadi langganan Kefir lalu rutin minum Kefir. Beberapa bulan kemudian rematiknya nyaris sembuh sempurna, sehingga untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun bisa antri mengambil sendiri uang pensiunnya di KPN.
Beberapa waktu kemudian beliau berencana menengok anak dan menantunya yang baru pindah ke Medan karena promosi jabatan di instansi tempat kerjanya. Untuk amannya, beliau datang ke dokter untuk periksa kesehatannya dan “minta izin” untuk pergi ke Medan dengan pesawat dari Jakarta. Dokter D mengatakan “Tidak ada masalah, silakan ...”.

 

Motivasi makin bertambah.

Kasus-kasus lain, selama lebih sepuluh tahun memasyarakatkan Kefir masih banyak. Hal ini menambah motivasi untuk terus menyebarkan Kefir untuk menyehatkan semua orang, khususnya kerabat, sahabat dan kalau bisa seluruh bangsa Indonesia..

Mengapa minum Kefir ?



Banyak alasan mengapa orang mengkonsumsi Kefir. Penulis memulai minum Kefir, setelah isteri yang sensitif terhadap laktosa (gula susu), yaitu menyebabkan perut kembung dan mulas/diare (lactose intolerance), dapat memperoleh manfaat susu sepenuhnya (bahkan lebih) dengan meminum Kefir yang dibuat sendiri tanpa keluhan lagi.

Herald W. Tietze

Herald W. Tietze dalam situs ”Kefir, Yoghurt for Life” (http://www.youngns.com.au/kefir/why/htm) di bawah judul “Kefir for pleasure, beauty and well-being” menuliskan alasannya secara lebih komprehensif.

Ini terjemahannya
 
Bila anda mengira bahwa sehat diperoleh melalui obat, anda dapat menganggap Kefir sebagai obat yang sangat berkhasiat. Melihat khasiatnya untuk pengobatan, orang dapat menganggap Kefir sebagai obat, tapi sebenarnya bukan, melainkan suatu makanan yang hidup. Obat adalah sesuatu yang digunakan untuk suatu perioda tertentu untuk menanggulangi  penyakit, seperti analgesik untuk meredakan rasa sakit. Makanan yang hidup dan menyehatkan ini adalah sesuatu yang menjaga kesehatan dan hidup kita serta memelihara kesehatan tubuh. Upaya untuk membedakan makanan dan obat tidak membutuhkan biaya jutaan dollar. Kita dapat mengujinya sacra sangat sederhana. Bila anda mengkonsumsi suatu substansi dan dapat hidup tanpa efek samping negatif, maka itu adalah makanan. Terminologi obat juga digunakan untuk suatu substansi yang hanya dikonsumsi dalam dosis kecil, dan anda  tidak dapat hidup sehat bila hanya mengkonsumsi obat.
Obat didasarkan atas tujuan menghilangkan penyakit, bukan pada pembentukan kesehatan.
Untuk memelihara kesehatan, atau mengembalikan kebugaran, hanya substansi yang hidup yang dapat membantu dalam jangka panjang.
Ketika saya mempelajari Pertanian lebih dari 30 tahun  yang lalu, seorang guru memperingatkan bahwa penggunaan antibiotik yang berlebihan akan menghasilkan strain (bakteri) yang kebal terhadap antibiotik tersebut, sehingga akhirnya antibiotik itu menjadi tidak efektif lagi. Beliau adalah seorang biarawan yang tidak menguasai kedokteran hewan.
Di sisi lain, seorang dosen ahli dalam ilmu Kedokteran Hewan mempunyai berbagai bukti mengenai berbagai antibiotik. Beliau menerangkan, berlandaskan bukti ilmiah, bahwa antibiotik tidak menimbulkan kerusakan, juga dalam jangka panjang. Kami mendengar ceritera serupa mengenai munculnya kekebalan dari industri  kimia yang memproduksi obat semprot bagi berbagai tumbuhan dan hama. Industri kimia ini menghasilkan produk baru setiap berapa tahun, lebih kuat dan lebih efektif dan sekarang, ketika kita menengok pendapat biarawan tua itu, kita harus mengakui bahwa beliau benar, tidak hanya mengenai antibiotik tapi  juga tentang segala hal mengenai pertanian modern.
Berapa banyak biota, bakteri merugikan, atau virus yang ada saat ini? Hanya pada kasus TBC saja, penyakit yang hampir terlupakan ini, dalam 12 bulan terakhir 3.000.000 orang di berbagai pelosok dunia mati karena penyakit ini. Pengobatan dengan antibiotik tertentu yang mujarab beberapa tahun lalu saat ini tidak berdaya menghadapi jenis bakteri TC baru.
Bila anda mengira pertanian dan pengobatan modern tidak ada hubungannya dengan Kefir, anda harus mengkaji  ulang  hal ini.
Keseimbangan flora dalam saluran pencernaan merupakan kunci bagi keberhasilan pengobatan. Antibiotik tidak cukup selekif untuk memilih bakteri yang akan dimusnahkannya. Antibiotik membunuh dan menghancurkan keseimbangan. Ketika mengkonsumsi antibiotik, kemajuan penyembuhan terlihat nyata karena antibiotik membunuh bakteri penyebab penyakit, tapi juga membunuh bakteri yang bermanfaat dan mengganggu keseimbangan.
Dengan terganggunya keseimbangan flora pencernaan, maka kekebalan tubuh akan rusak dan kita makin rawan terhadap serangan penyakit baru. Selanjutnya kita akan menggunakan antibiotik lagi, dan lagi dan lagi… sehingga seperti masuk ke sumur tak berdasar.
Kembali mengenai biarawan tua tadi, beliau melihat bahwa penemuan penisilin merupakan karunia Allah dalam kasus bahwa hanya penisilinlah satu-satunya jawaban bagi situasi “hidup atau mati”. Beliau merekomendasikan agar setelah pengobatan dengan antibiotik, krim asam, mentega, yoghurt (tentu yang alami) harus dikonsumsi untuk mengembalikan flora pencernaan yang hilang.
Ketika pertama kali saya menulis buku Kombucha, saya mengingatkan adanya kepercayaan berlebihan terhadap pengobatan ”ajaib”. Saya sungguh-sungguh kaget terhadap kesaksian yang saya terima, membuktikan bahwa makanan yang “hidup”, yaitu yang difermentasikan dari susu dapat benar-benar menghasilkan keajaiban dalam penyembuhan dan kesehatan.
Makanan yang difermentasikan dengan asam susu tidak hanya menyembuhkan satu penyakit, melainkan  praktis semua penyakit dan lebih dari itu membuat orang merasa lebih muda dengan menghilangnya uban dan tumbuhnya rambut di kepala yang telah botak. Perempuan yang telah menopause, termasuk yang telah bertahun-tahun tidak mengalami haid, kemudian haid lagi. Banyak wanita yang hamil dalam usia tua. Orang yang  telah menderita penyakit 20 tahun atau lebih dapat sembuh hanya dalam beberapa minggu atau beberapa hari.
Banyak hal yang tidak dapat dimengerti, namun ini berasal dari sesuatu yang paling sederhana, yaitu kehadiran bakteri bermanfaat di dalam saluran pencernaan.
Alasan mengapa Kefir dan berbagai produk fermentasi asam laktat berkhasiat sebagai obat berspektrum luas hanyalah karena adanya bakteri bermanfaat di dalamnya. Dampak penyembuhan yang ajaib ini hanya dimungkinkan bila makanan “mati” yang kita makan yang diproses, diberi zat kimia, diradiasi, dipanaskan berlebihan dapat dihindarkan karena menyebabkan masalah kesehatan khususnya di masyarakat Barat.
Bila anda ingin mendalami pengetahuan mengenai bakteri bermanfaat ini, buku yang ditulis oleh Leon Chaitow dan Natasha Trenef “Pro-biotic”, sangat dianjurkan untuk ditelaah.
Ringkasnya, bakteri yang bermanfaat ini dapat menolong untuk menanggulangi:

  • Alergi
  • Arthritis
  • Kanker
  • Masalah usus besar & radang usus halus
  • Gout (kelebihan asam urat – uric acid)
  • Migren
  • Rematik
  • Gangguan lambung
  • Meningkatkan kekebalan tubuh dan detoksifikasi
  • Berperan penting dalam membentuk kesehatan saluran pencernaan pada  bayi.
  • Mengendalikan tingkat kolesterol, sehingga menjaga terjadinya kerusakan cardio-vascular. Fungsi usus besar diperbaiki. Beberapa literatur merekomendasikan untuk mengkonsumsi Kefir yang difermentasikan dalam 24 jam saja, sehingga berfungsi sebagai pelancar buang air besar. Kefir yang difermentasikan 48 jam berfungsi sebagai penyeimbang.
  • Penderita candida-albicans mungkin cemas terhadap ragi yang terdapat pada Kefir. Pengalaman menunjukkan bahwa penyakit ini disebabkan ketidak seimbangan flora pencernaan dan bakteri yang bermanfaat. Khamir (ragi) membantu menyeimbangkan kembali flora pencernaan dan memerangi candida-albicans.
  • Fermentasi asam susu meningkatkan kemampuan cerna makanan yang berasal dari susu. Orang yang sensitif terhadap susu dapat mengkonsumsi Kefir yang kaya kalsium ini tanpa keluhan.
  • Selama fermentasi, bakteri menghasilkan enzim laktosa yang “mengunyah” protein, sehingga kualitasnya meningkat dan mampu diserap oleh tubuh dengan lebih baik.
  • Penelitian ilmiah di beberapa negara menunjukkan bahwa bakteri bersahabat ini memiliki  potensi sebagai anti-tumor dan  berperan untuk mencegah kanker.
  • Mengurangi gejala kecemasan/gelisah
  • Bakteri probiotik menghasilkan antibiotik yang mampu membunuh bakteri patogen.
  • Sebagai alternatif untuk mengobati jerawat (acne) dari dalam, dengan adanya bakteri di pencernaan ini, jerawat dalam banyak kasus menghilang dengan sendirinya.
  • Bakteri yang bermanfaat ini menghasilkan vitamin B, seperti B3, B6, dan asam folat.
  • Di Rusia, Kefir bisa digunakan untuk pengobatan TBC
  • Dokter Draset mengetahui potensi Kefir sebelum Perang Dunia kedua untuk pengobatan gangguan organ pernafasan, kram perut, infeksi saluran pencernaan yang kronis, infeksi hati (liver), masalah empedu dan kantung kemih, dan merekomendasikan untuk dikonsumsi oleh orang yang baru sembuh dari sakit berat. Juga direkomendasikan untuk menanggulangi eksim pada wanita hamil dan penyakit kewanitaan.
  • Cardish-Umbricht menggunakan Kefir hampir untuk segala penyakit, terutama untuk maag (internal ulcer),  Asma, Bronchitis, berbagai jenis pengerasan pembuluh darah infeksi empedu, hati dan ginjal,  gangguan pencernaan seperti diare dan sembelit, kurang darah, ruam dan eksim. Dosis yang direkomendasikannya adalah 1 liter sehari. Untuk gangguan kulit dosisnya 0,5 liter sehari dan dibantu dengan pencucian kulit yang bermasalah dengan menggunakan Kefir. Kefir dilumurkan pada kulit dan dibiarkan semalaman.

Suatu lembar informasi (penulisnya tidak diketahui) yang disertakan dengan bijih Kefir menguraikan hal berikut :
Masyarakat Kaukasus meminum Kefir sebagai ganti air dan memakan Kefir yang dipadatkan sebagai makanan pencuci mulut. Harapan hidup masyarakat ini berkisar antara 110-150 tahun. Mereka tidak mengenal kanker, TBC atau gangguan pencernaan. Prof.Dr Kanschlikow yang mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk penelitian Kefir menemukan khasiat Kefir untuk penyembuhan selesma (catarrh), gangguan pencernaan, maag, anemia, berbagai jenis eksim, astra nodes, keluhan empedu , hepatitis, diare, sembelit dan tekanan darah tinggi. Kefir melindungi terjadinya kambuh dari suatu penyakit pada awal kesembuhan dari suatu penyakit pada awal kesembuhan dari satu penyakit, dan dapat digunakan sebagai pengganti susu ibu. Kefir dapat dikonsumsi setiap hari, sebaiknya pada saat makan malam (atau sebagai minuman tersendiri), Dalam kasus sangat berat, dianjurkan untuk minum sampai satu liter sehari. Kefir bukan sekedar berguna untuk pengobatan, tapi juga merupakan sumber gizi. Kefir dapat digunakan sebagai pengganti krim untuk salad dan sebagai saus. Seorang wanita menulis kepada saya untuk menginformasikan bahwa Kefir dapat digunakan sebagai douche (pembersih alat kewanitaan) dari gangguan gatal akibat jamur  dan sejenisnya..

Pangan Fungsional Probiotik

Pangan fungsional (functional food) adalah substansi yang memiliki tampilan sebagai makanan atau minuman (bukan tablet atau bentuk obat lainnya), digunakan sebagai makanan/minuman biasa, serta terbukti memiliki khasiat penyembuhan yang melebihi kandungan gizi yang terdapat di dalamnya. Kefir, yoghurt dan tempe merupakan sejumlah pangan yang diakui sebagai makanan fungsional.
Sebagai pangan, penggunaan terbaik adalah bila merupakan bagian dari menu makanan sehari-hari. Dengan demikian, dalam hal penyembuhan, penggunaan terbaik adalah dengan mengubah  pola makan yang salah (baik sengaja ataupun tidak) dengan pola makan yang menyertakan pangan fungsional ini secara teratur. Untuk itu, rasa yang lezat merupakan faktor penting agar pangan fungsional ini dapat dikonsumsi tanpa beban.
“Jadikanlah makananmu sebagai obat, dan  obatmu sebagai makanan”, merupakan ungkapan Hippocrates yang terkenal, dan masih merupakan ajaran yang sangat relevan sampai saat ini. Artinya adalah bahwa makanan yang kita konsumsi haruslah sehat, dan obat yang kita gunakan haruslah “enak”. Dua hal ini terpenuhi oleh Kefir.
Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan makin mahalnya biaya pengobatan, menemukan kembali hubungan antara pola makan dan kesehatan akan makin diperlukan. Hal ini menyebabkan pasar dari makanan fungsional makin luas. Diantara berbagai makanan fungsional ini, makanan  probiotik sebagai suatu makanan tambahan (food suplemen) yang terutama berpengaruh terhadap keseimbangan mikroba dalam pencernaan memperlihatkan gejala perkembangan yang paling menonjol dalam beberapa dekade terakhir.
Kultur mikroba telah digunakan selama beribu-ribu tahun dalam makan dan fermentasi alkohol, dan penelitian ilmiah membuktikan keampuhannya untuk melindungi dan mengobati berbagai penyakit. Hal ini membakukan istilah “probiotik” (untuk kehidupan), sebagai lawan dari antibiotik. Yoghurt merupakan makanan probiotik yang paling populer dan Kefir, walaupun banyak pihak yang setuju  bahwa Kefir jauh lebih baik, namun di Indonesia Kefir kurang populer dibandingkan Yoghurt atau Yakult.
Berbagai manfaat dari makanan probiotik ini, baik sebagai suatu makanan suplemen (dengan tampilan obat) ataupun sebagai makanan yang digunakan sehari-hari antara lain diuraikan berikut ini.

Kesehatan saluran pencernaan

Sejumlah studi telah menyimpulkan bahwa konsumsi probiotik bermanfaat untuk penanggulangan berbagai jenis diare, termasuk diare akibat penggunaan antibiotika pada orang dewasa, diare yang sering dialami dalam perjalanan, dan diare yang dialami anak-anak yang disebabkan virus.
Mengingat diare merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan sering menimbulkan penderitaan orang dewasa, maka penggunaan probiotik secara teratur untuk menghindarkan dan mengobati diare menjadi hal yang penting, apalagi di negara berkembang dengan insidensi diare yang tinggi dan kemampuan berobat masyarakatnya masih rendah.
Bakteri probiotik mampu melindungi pencernaan dan melindungi terjadinya radang lambung dan penyakit liver bagi pecandu minuman keras. Disamping itu, bakteri asam laktat (asam susu) akan meningkatkan mobilitas pencernaan dan menghindarkan terjadinya sembelit, terutama bagi orang dewasa.
Banyak ahli yang percaya bahwa 90% penyakit disebabkan oleh buruknya kondisi sistem pencernaan.

Sintesa nutrisi

Fermentasi makanan dengan bakteri asam susu menunjukkan adanya peningkatan kandungan asam folat, niacin dan riboflavin pada Kefir, Yoghurt dan susu bifidus. Disamping sintesa nutrisi ini, probiotik juga meningkatkan kemampuan cerna protein dan lemak.
Asam lemak rantai pendek seperti asam susu, asam propionik dan asam butirik yang dihasilkan bakteri asam susu dapat menjaga tingkat keasaman saluran pencernaan sehingga pencernaan terlindung dari dampak bakteri patogen pada mukosa saluran pencernaan.

Sistem kekebalan tubuh

Bukti yang diperoleh dari model pada binatang dan manusia menunjukkan bahwa probiotik dapat meningkatkan respon kekebalan baik yang spesifik maupun yang non spesifik dengan cara mengaktifkan macrophages, meningkatkan tingkat cytokine, meningkatkan kemampuan alami sel pelindung tubuh, dan meningkatkan imunoglobulin.
Dengan meningkatnya kekebalan tubuh, berbagai penyakit infeksi tidak mudah menyerang.  Flu, hepatitis, dan sejenisnya merupakan penyakit yang selalu mengintip untuk menyerang pada saat kekebalan tubuh menurun.

Lactose intolerance

Banyak bukti menunjukkan bahwa bakteri asam susu seperti S. thermophilus, L. bulgaricus dan jenis laktobasilus dalam susu yang difermentasikan dapat meredam gejala penolakan terhadap gula susu dengan cara menyediakan bakteri yang diperlukan untuk mencerna susu tersebut di lambung dan saluran pencernaan.
Karena gangguan pencernaan akibat meminum susu ini diderita oleh sekitar 70% penduduk dunia, konsumsi probiotik ini menjadi penting agar masyarakat dapat mengkonsumsi susu tanpa keluhan.

Alergi

Probiotik menanggulangi alergi dengan cara meningkatkan fungsi pertahanan mukosa. Konsumsi probiotik pada balita akan meningkatkan pembentukan kekebalan tubuh. Probiotik seperti Lactobacillus GG dapat menanggulangi alergi protein susu.

Kanker

Studi yang berkaitan dengan penanggulangan kanker melalui konsumsi probiotik menunjukkan hasil yang menjanjikan. Percobaan pada binatang yang disuntik probiotik menunjukkan berkurangnya risiko kanker usus dan berkurangnya jumlah tumor.
Walaupun demikian studi mengenai kanker pada manusia dan penggunaan probiotik saat ini masih dipelajari lebih mendalam.

Probiotik dan Prebiotik

Probiotik merupakan bagian yang penting dari dunia makanan yang kompleks, yang berguna untuk kesehatan. Probiotik adalah makanan yang berisi bakteri hidup. Bakteri dan hasil metabolismenya yang menyebabkan probiotik ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesehatan. Probiotik yang paling terkenal adalah yoghurt. Penelitian mengenai pengaruh konsumsi probiotik memperlihatkan adanya peningkatan pada kemampuan untuk mencerna susu, percepatan kesembuhan beberapa jenis diare, peningkatan fungsi kekebalan, berkurangnya  kanker  tertentu dan penurunan tingkat kolesterol darah.
Bakteri yang ada dalam produk probiotik, biasanya bukan bakteri normal, di saluran pencernaan, atau hanya menetap sementara. Bakteri ini tidak dianggap sebagai bagian dari lingkungan pencernaan, sehingga bakteri ini tidak berkoloni, dan keluar lagi dari dalam tubuh melalui tinja dalam beberapa jam atau beberapa hari. Bakteri normal yang hidup dalam saluran pencernaan sangat banyak, baik jumlah maupun jenisnya. Jumlah tiap jenis bakteri berubah sesuai dengan umur, kebiasaan makan, kondisi kesehatan serta penggunaan obat-obatan maupun suplemen. Bakteri tumbuh  subur bila mampu menempel pada dinding saluran pencernaan dan menggunakan makanan yang lewat melalui saluran pencernaan.
Jadi tidak heran bila bakteri seorang vegetarian akan berbeda dengan bakteri yang terdapat pada pemakan daging. Karena setiap bakteri memerlukan nutrisi yang spesifik, maka dengan mengkonsumsi makanan tertentu merupakan suatu cara untuk meningkatkan jumlah bakteri tertentu. Inilah yang disebut prebiotik. Prebiotik adalah makanan atau nutrisi yang digunakan oleh bakteri tertentu untuk tumbuh dan melekat pada dinding saluran pencernaan.
Fructo-oligo-sacharides (FOS) dikenal sebagai prebiotik, dan diikat oleh galacto-oligo-sacharides dan karbohidrat lain yang tidak dapat dicerna. FOS merupakan suatu komposisi yang terdiri atas molekul gula fruktosa yang tersusun dalam suatu rantai panjang. Substansi ini dapat ditemukan secara alami dalam makanan seperti Jerusalem artichoke tubers, bawang, leeks, beberapa jenis kacang-kacangan dan madu.
Kefir mengandung keduanya, yaitu probiotik yang berupa bakteri hidup dan prebiotik, yaitu berbagai nutrisi yang terdapat dalam susu.

Tanya Jawab tentang Probiotik

Tanya jawab ini diambil dari situs internet “Health Professionals”, yang akan sangat bermanfaat untuk memahami probiotik dan penggunaannya.

Mana yang lebih baik : Probiotik dari makanan atau dari suplemen?

Makanan merupakan pilihan yang lebih baik karena adanya efek sinergis antara komponen makanan dan kultur probiotik. Pendaparan (buffering) alami  atas asam lambung dengan makanan akan meningkatkan kestabilan konsumsi probiotik. Makanan probiotik biasanya mengandung nutrisi berkualitas tinggi seperti kalsium protein, bioactive peptides, sphingolipids dan asam linoleat. Dengan suplemen, walaupun mungkin mudah mengkonsumsinya, biasanya selalu mengandung masalah dalam jangka  panjang, sedangkan dengan menggabungkan makanan yang mengandung probiotik dalam menu sehari-hari dapat dibentuk menjadi pola makan yang sehat.

Berapa banyak konsumsi probiotik untuk menghasilkan manfaat yang dikehendaki?

Banyak studi mengenai dampak kesehatan dari bakteri probiotik seperti terhadap diare, lactose intolerance dan penyebab kanker usus menunjukkan bahwa dosis 109 – 1010 organisme sehari merupakan dosis yang ideal. Ini berarti sekitar 3,5 gelas susu asam sehari, dengan rata-rata kandungan 2 x 106 cfu/ml. Dampak mengkonsumsi pada dosis yang lebih rendah belum terdokumentasi, tapi juga tetap menunjukkan manfaat.

Berapa lama orang mengkonsumsi probiotik sampai penyakitnya sembuh?

Sebagian besar probiotik tidak secara permanen hidup di dalam saluran pencernaan, tapi keberadaannya menghasilkan manfaat ketika bakteri probiotik ini melakukan metabolisme dan tumbuh dalam perjalananya melalui saluran pencernaan. Jadi, mengkonsumsi bakteri probiotik ini setiap hari, mungkin merupakan cara terbaik untuk menjaga efektivitasnya.

Sumber probiotik apa saja yang baik?

Yoghurt dan susu yang dibubuhi bakteri probiotik seperti susu asam dan produk susu fermentasi lainnya seperti Kefir merupakan sumber probiotik utama di Amerika Serikat, Para peneliti yakin bahwa efek sinergi terjadi antara komponen makanan dan bakteri probiotik, dan adanya komponen pada susu yang ‘menghidupkan” manfaat bakteri probiotik menjadikan makanan sehari-hari merupakan “kendaraan” yang sangat baik bagi bakteri untuk mencapai saluran pencernaan secara efektif.
Probiotik diduga memiliki efek kesehatan berikut:
·         Meringankan  dampak, mempromosikan pemulihan diare
·         Menghasilkan enzim laktase, mengurangi gejala intoleransi laktosa dan  gangguan penyerapan sari makanan oleh usus.
·         Menanggulangi sembelit
·         Menyembuhkan kolitis
·         Meningkatkan sistem kekebalan
·         Meningkatkan respon imun spesifik dan non spesifik
·         Menghambat patogen dan translokasi
·         Merangsang imunitas gastrointestinal
·         Mengurangi kemungkinan infeksi dari patogen umum (Salmonella, Shigella)
·         Mengurangi risiko kanker tertentu (usus, kandung kemih)
·         Sebagai karsinogen, detoksifikasi
·         Menekan pertumbuhan tumor
·         Menurunkan konsentrasi kolesterol
·         Mengurangi tekanan darah pada hipertensi
·         Menanggulangi  alergi makanan
·         Mensintesa nutrisi (asam folat, niacin, riboflavin, vit. B6 & B12)
·         Meningkatkan bioavailabilitas nutrisi
·         Meningkatkan kesehatan urogenital
·         Mengoptimalkan efek vaksin (misalnya vaksin rotavirus, vaksin demam tifoid)